:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5188392/original/065377000_1744692012-IMG_8996.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Liputan6.com, Jakarta PT PLN (Persero) terus mengembangkan berbagai inovasi. Salah satunya adalah pemanfaatan energy storage berbasis hidrogen.
Direktur Utama PLN, Darmawan Prasodjo, menjelaskan bahwa dalam perjalanan transisi energi, kunci utama yang dibutuhkan adalah sistem penyimpanan energi atau energy storage. Menurutnya, energy storage tak hanya identik dengan baterai seperti battery energy storage system (BESS), tetapi juga bisa dikembangkan dalam bentuk hidrogen.
“Dalam transisi energi ini membutuhkan energy storeage, nah energy storage ini bisa dalam baterai energy system bisa juga dalam bentuk hydrogen,” kata Darmawan dalam Opening Ceremony Global Hydrogen Ecosystem Summit & Exhibition 2025, di JCC, Jakarta, Selasa (15/4/2025).
Darmawan mengatakan, dilihat dari sudut pandang seorang engineer, mungkin penjelasannya rumit dan teknis. Tapi secara sederhananya adalah Air disetrum, hasilnya ada dua yakni anoda menghasilkan oksigen, katoda menghasilkan hidrogen. Kemudian, hidrogennya di simpan dalam tabung maka itulah yang disebut energy storage system.
Kata Darmawan, hidrogen yang telah disimpan ini bisa digunakan kembali untuk menghasilkan listrik melalui fuel cells atau generator berbahan bakar hidrogen. Teknologi ini membuka peluang besar dalam diversifikasi energi sekaligus mendukung target pengurangan emisi karbon.
“Jadi, apakah ini bisa diubah menjadi listrik lagi? bisa, menggunakan fuel cells, generator untuk hidrogen,” ujarnya.
Adapun guna mendalami potensi hidrogen ini, PLN bekerja sama dengan Prof. Eniya Listiani Dewi, salah satu pakar hidrogen yang saat ini menjabat sebagai pejabat di Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM). Kolaborasi ini telah berlangsung selama tiga tahun dan menghasilkan peta jalan pengembangan hidrogen di Indonesia, terutama dalam konteks implementasi di sektor energi nasional.
“Nah ini ahlinya adalah Prof. Eniya disini, kebetulan Dirjen-nya Bapak (Menteri ESDM Bahlil Lahadalia). Maka, kami pada waktu itu PLN bersama dengan ahli hidrogen yang terbaik di Indonesia. Waktu itu masih peneliti, Prof. Eniya ini bekerjasama membangun roadmap,” ungkapnya.