
Bloomberg Technoz, Jakarta – Kinerja keuangan PT Bayan Resources Tbk (BYAN) sepanjang 2024 merosot tajam.
Emiten tambang batu bara milik taipan Low Tuck Kwong ini membukukan laba bersih US$922,64 juta (sekitar Rp15,2 triliun) pada 2024, anjlok 25,5% dibanding tahun sebelumnya yang mencapai US$1,23 miliar.
Penurunan laba signifikan ini sejalan dengan kontraksi pendapatan. Pendapatan BYAN turun sekitar 3,8% year-on-year (yoy) dari US$3,58 miliar pada 2023 menjadi US$3,44 miliar tahun lalu Pelemahan ini mencerminkan tantangan berat yang dihadapi industri batu bara, terutama akibat harga jual komoditas yang melemah.
Ironisnya, secara volume operasional BYAN justru mencatat kenaikan produksi. Produksi batu bara BYAN mencapai 56,9 juta ton pada 2024, tumbuh 14,5% dari 49,7 juta ton di 2023 .
Volume penjualan pun melonjak ~19% yoy menjadi 56,2 juta ton. Namun lonjakan output ini tak mampu mengimbangi kejatuhan harga jual.
Harga jual rata-rata (Average Selling Price/ASP) batu bara BYAN anjlok sekitar 19,1%, dari US$75,8 per ton pada 2023 menjadi hanya US$61,3 per ton pada 2024 . Artinya, BYAN terpaksa menjual lebih banyak batu bara dengan harga jauh lebih murah.