
Jakarta, CNBC Indonesia – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) baru dibuka setelah libur panjang lebaran langsung jeblok lebih dari 9% dan mengalami trading halt.
Fenomena kejatuhan IHSG Ini mirip waktu penurunan drastis ketika krisis 1998 dan 2008.
Kami mengumpulkan data historis penurunan IHSG lebih dari 5% dalam sehari menunjukkan bahwa penurunan pada perdagangan hari ini, Selasa (8/4/2025) mirip kejadian pada 1998 dan 2008 rata-rata penuran berkisar dari 9% – 10%.
Adapun pada pembukaan padi ini IHSG turun 9,19% dan langsung mengalami trading halt selama 30 menit.
Peraturan trading halt pada hari ini merupakan hasil revisi yang sebelumnya dari penurnan 5% dalam sehari menjadi 8%.
Lalu bila IHSG mengalami penurunan lanjutan hingga lebih dari 15% pada hari yang sama, trading halt akan kembali dilakukan selama 30 menit. Bursa akan melakukan suspensi pasar hingga akhir sesi atau lebih dari 1 sesi perdagangan bila penurunan berlanjut hingga lebih dari 20% pada hari yang sama.
Sepanjang libur lebaran, IHSG mengakumulasi sentimen negatif yang membuat pasar saham Tanah Air ini bergejolak signifikan.
Salah satunya adalah pengumuman tarif resiprokal oleh Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump yang bikin geger satu dunia. Trump diketahui menerapkan tarif timbal balik pada 160 negara, termasuk Indonesia.
Selain itu, pergerakan rupiah pada hari ini juga jeblok. Dolar AS terpantau sempat terbang sampai Rp16.850/US$ atau bisa dibilang mata uang Garuda melemah 1,78%.
CNBC INDONESIA RESEARCH
(tsn/tsn)