Wakaf Biru, Inovasi Keuangan Syariah untuk Selamatkan Laut Indonesia – Minanews.net

Wakaf Biru, Inovasi Keuangan Syariah untuk Selamatkan Laut Indonesia – Minanews.net

Jakarta, MINA – Ketua Lembaga Pemuliaan Lingkungan Hidup dan Sumber Daya Alam MUI Indonesia, Dr. Hayu S. Prabowo mengenalkan dan mengembangkan konsep Wakaf Biru atau skema Blue Waqf Framework, sebagai pendekatan baru konservasi laut melalui inovasi keuangan syariah.

Hayu menjelaskan, Wakaf Biru menggabungkan dua instrumen utama, yakni Cash Waqf-Linked Sukuk (CWLS) dan Green Zakat. CWLS merupakan surat berharga syariah berbasis wakaf uang, sementara Green Zakat adalah distribusi zakat untuk pelestarian lingkungan dan pemberdayaan masyarakat pesisir.

“Skema ini selaras dengan prinsip Maqasid al-Shariah, khususnya dalam menjaga lingkungan (hifz al-bi’ah) dan keadilan sosial,” katanya kepada MINA di Jakarta, Selasa (15/4).

Hayu menjelaskan, melalui instrumen ini, dana publik dikumpulkan untuk mendanai proyek konservasi laut seperti rehabilitasi terumbu karang, pelatihan nelayan ramah lingkungan, hingga pengembangan ekowisata berbasis masyarakat.

Baca Juga: Cuaca Jakarta Selasa Ini Berawan, Sebagian Wilayah Hujan Ringan

Trending :  Bupati Pinrang Terima Kunjungan Tim BPK RI: Komitmen Wujudkan Pengelolaan Keuangan Daerah yang Transparan

Contoh penerapannya adalah “Coral Reef Sukuk”, yakni obligasi syariah berbasis wakaf yang dialokasikan untuk proyek restorasi terumbu karang.

Sukuk ini diterbitkan oleh lembaga wakaf dan Kementerian Kelautan dan Perikanan, bekerja sama dengan bank syariah dan LSM lingkungan seperti WWF dan Coral Triangle Initiative. Tenornya berkisar 5–10 tahun, dengan imbal hasil berbasis dampak lingkungan atau bagi hasil (nisbah).

Sumber dana berasal dari masyarakat yang berwakaf tunai serta dana zakat dari Baznas atau lembaga amil zakat lain. Pengawasan dilakukan oleh Dewan Syariah Nasional dan auditor independen untuk memastikan kepatuhan syariah dan transparansi.

Kerja sama lintas sektor juga menjadi kunci. Pemerintah, dunia usaha, organisasi masyarakat sipil, dan komunitas lokal harus bergerak bersama agar implementasi Blue Waqf berdampak nyata.

Baca Juga: Polri Kirim Pasukan Perdamaian PBB ke Afrika Tengah

Trending :  Tingkatkan Tata Kelola Keuangan, Pemkab Kuningan Gelar Pelatihan Siskeudes untuk Aparatur Desa

“Laut bukan sekadar sumber daya ekonomi, tapi amanah. Jika dikelola dengan nilai keadilan dan keberlanjutan sebagaimana ajaran Islam, maka Blue Waqf bisa menjadi jembatan antara iman dan aksi nyata,” pungkas Hayu.

Konsep Wakaf Biru tak hanya menawarkan solusi keuangan berkelanjutan, tetapi juga membuka peluang amal jariyah bagi masyarakat yang ingin terlibat menyelamatkan lingkungan. Dengan mengintegrasikan nilai spiritual dan sains, inisiatif ini menjadi contoh bagaimana iman dapat menjawab tantangan zaman.

Sebagai negara kepulauan terbesar di dunia, memiliki kekayaan laut luar biasa. Lebih dari 17.000 pulau, 95.000 km garis pantai, dan perairan seluas 3,25 juta km² menjadikan Indonesia sebagai pusat keanekaragaman hayati laut global. Namun, laporan terbaru menunjukkan kondisi ekosistem pesisir Indonesia—terutama terumbu karang—kian mengkhawatirkan.

Menurut National Geographic (2023), lebih dari 30 persen terumbu karang pesisir Indonesia kini berada dalam kondisi rusak. Faktor penyebabnya antara lain penangkapan ikan yang merusak lingkungan seperti bom ikan dan bahan kimia, polusi laut, sedimentasi dari deforestasi, serta dampak perubahan iklim seperti pemutihan karang (coral bleaching).

Trending :  Kredit Pintar Legal atau Ilegal, Apakah Aman, Bagaimana Kalau Telat Bayar?

Baca Juga: Pastikan Kesiapan Penyelenggaraan Haji 2025, Kepala BP Haji Tinjau Langsung Armuzna di Makkah

Kerusakan ini bukan hanya berdampak pada lingkungan, tapi juga menghantam ekonomi dan sosial masyarakat pesisir. Sekitar 3 juta nelayan tradisional bergantung pada ekosistem laut untuk mata pencaharian mereka. Sektor pariwisata bahari yang bernilai hingga Rp150 triliun per tahun juga terancam, termasuk destinasi unggulan seperti Raja Ampat, Bunaken, dan Wakatobi.[]

Mi’raj News Agency (MINA)

Baca Juga: Amerop Business Academy 2025 Tempa Generasi Muda Indonesia Hadapi Tantangan Bisnis Global

Source link