
MAKASSAR, INIKATA.co.id – Otoritas Jasa Keuangan OJK memastikan stabilitas Sektor Jasa Keuangan (SJK) tetap terjaga, di tengah meningkatnya dinamika perekonomian global.
Hal tersebut disampaikan oleh Ketua Dewan Komisioner OJK, Mahendra Siregar di Rapat Dewan Komisioner Bulanan OJK.
Dia menegaskan bahwa mesti kondisi global menunjukkan peningkatan ketidakpastian, stabilitas sektor jasa keuangan nasional tetap terjaga.
Ia mengatakan, hal tersebut didukung oleh fundamental ekonomi yang solid serta pengawasan dan kebijakan yang adaptif.
Saat ini perekonomian global cenderung mengalami divergent akibat data ekonomi Amerika Serikat (AS) yang berada di bawah ekspektasi, sementara Eropa dan Tiongkok mencatatkan data yang lebih positif.
Proyeksi pertumbuhan ekonomi global tahun 2025 dengan PDB global yang diproyeksikan menjadi 3,1 persen pada 2025 dan 3 persen pada 2026 akibat meningkatnya hambatan perdagangan dan ketidakpastian kebijakan.
“OECD juga merevisi proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia menjadi 4,9 persen di 2025, namun penurunan tersebut masih sejalan dengan peer countries,” ungkap Mahendra, Sabtu (12/4/2025).
Sehingga dari penurunan tersebut, tercatat data aktivitas ekonomi cenderung melambat dengan tingkat pengangguran naik ke 4,2 persen. Di sisi lain, The Fed tetap mempertahankan tingkat suku bunganya dan akan memangkas Fed Fund Rate (FFR) hanya 1 hingga 2 kali di tahun 2025.
Mahendra mengatakan bahwa dari segi domestik, pada Maret 2025 inflasi Indeks Harga Konsumen (IHK) nasional masih terjaga sebesar 1,03 persen yoy.
“Inflasi inti di Februari cukup terkendali sebesar 2,48 persen yoy yang menunjukkan permintaan domestik ini masih cukup baik, namun perlu dicermati beberapa indikator permintaan yang termoderasi,” ujarnya.
Kendati demikian, kinerja perekonomian nasional masih solid sejalan dengan hasil tinjauan berkala Moody’s Investors Service (Moodys) yang menunjukkan peringkat kredit Indonesia di level Baa2 dengan outlook stabil. Selain itu, Fitch juga mempertahankan rating Indonesia di level BBB dengan outlook stabil.
“Hal tersebut menunjukkan keyakinan global terhadap fundamental ekonomi Indonesia dan kebijakan yang diambil mampu menjaga ketahanan sektor keuangan di tengah ketidakpastian global,” bebernya.
Saat ini, rating Indonesia dan posisi indikator kerentanan eksternal yang biasa digunakan menilai daya tahan perekonomian dan pasar keuangan relatif baik dibandingkan peer countries, tercermin baik dari sisi defisit fiskal. (Nun)