
Indeks-indeks utama Wall Street kembali ambruk pada perdagangan Kamis (10/4). Investor tampaknya belum sepenuhnya yakin dengan penundaan tarif impor yang diumumkan Presiden AS Donald Trump. Hasilnya, Dow Jones tergelincir 2,5%, S&P 500 melemah 3,46%, dan Nasdaq anjlok lebih dalam, turun 4,31%.
Sektor teknologi jadi tumbal terbesar dalam koreksi ini. Saham-saham raksasa seperti Apple kehilangan 4,2% nilainya, Tesla rontok 7,3%, Nvidia jatuh hampir 6%, dan Meta Platforms turun nyaris 7%.
Tekanan jual semakin kuat usai Gedung Putih merinci total tarif kumulatif atas produk China mencapai 145%—yang terdiri dari 125% tarif baru dan tambahan 20% terkait isu krisis fentanyl. Meski begitu, Trump belum sepenuhnya menutup pintu kompromi. “Kita lihat saja nanti,” ujarnya dalam pertemuan Kabinet pada Kamis sore.
Baca Juga: IHSG Mencoba Menguat, Mirae Asset Sarankan Investor Cermati 4 Saham Ini
Saat ini, tarif-tarif yang berlaku terdiri dari 145% untuk barang dari China, 25% untuk produk otomotif, aluminium, dan barang dari Kanada serta Meksiko di luar perjanjian USMCA, dan 10% untuk seluruh impor lainnya.
Sementara Wall Street terpuruk, bursa Asia justru menunjukkan semangat yang berbanding terbalik. Kamis (9/4), indeks Nikkei 225 Jepang melejit 9,13%, Topix naik 8,09%, dan Taiex Taiwan melonjak tajam 9,25%.
Hang Seng menguat 2,06%, CSI 300 China naik 1,31%, Kospi Korea Selatan menguat 6,60%, dan ASX 200 Australia ikut menanjak 4,54%. Di kawasan ASEAN, FTSE Straits Times dan FTSE Malay masing-masing naik 5,43% dan 4,47%.
Euforia ini sebagian besar dipicu oleh kabar bahwa Trump menangguhkan tarif tinggi selama 90 hari terhadap hampir semua negara, kecuali China. Meski demikian, fokus investor tetap tertuju pada ketegangan lanjutan antara dua raksasa ekonomi dunia, apalagi setelah China mengumumkan rencana balasan berupa bea masuk hingga 84% terhadap barang-barang AS.
Baca Juga: Trump Bawa Ketidakpastian, Wall Street Diancam Memanasnya Perang Dagang China-AS
Di dalam negeri, IHSG juga ikut menikmati sentimen positif, ditutup naik 4,79%. Namun sayangnya, kenaikan ini dibarengi dengan aksi jual bersih asing sekitar Rp632 miliar. Saham-saham perbankan besar seperti BMRI, BBNI, BBRI, BBCA, dan TLKM menjadi sasaran utama aksi lepas asing.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.