Dampak Trading Halt untuk ‘Menyehatkan’ IHSG

Dampak Trading Halt untuk ‘Menyehatkan’ IHSG

Ilustrasi IHSG menguat. Foto: MI/Andri Widiyanto.


Jakarta: Pekan ini menjadi momen mengejutkan bagi pasar modal Indonesia. Di awal pembukaan perdagangan setelah libur panjang Lebaran, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) langsung ambruk hingga 9,19 persen ke posisi 5.912,06.

Penurunan sebesar 598,55 poin ini terekam dalam data RTI pada pukul 09.05 WIB dan menyebabkan Bursa Efek Indonesia (BEI) segera memberlakukan trading halt atau penghentian sementara perdagangan saham. Berikut penjelasan dampak Trading Halt terhadap bursa saham Indonesia.

 

Dampak Langsung Trading Halt bagi Pasar dan Investor

Trading halt memiliki dampak langsung terhadap dinamika pasar dan psikologis investor. Melansir laman Bank OCBC pada 8 April 2025, “bursa sedang trading halt artinya memungkinkan proses open order akan dibatalkan dan hal ini bisa terjadi kapan saja dalam jangka waktu 24 jam.”

Trending :  BEI Hadapi Aturan Tarif Trump hingga Ubah Batas ARB dan Trading Halt

Dengan kata lain, investor tidak dapat melakukan transaksi selama periode tersebut, menciptakan jeda yang dapat digunakan untuk meredakan kepanikan dan menganalisis situasi dengan kepala dingin.

Masih dari sumber yang sama, disebutkan bahwa “ketika perusahaan merilis berita penting, mereka cenderung melakukan trading halt untuk beberapa waktu. Mengapa harus dilakukan trading halt? Hal ini bertujuan agar para pemegang saham melakukan analisis terhadap informasi tersebut dan memikirkan dampaknya”.

Dalam konteks IHSG, penghentian perdagangan ini berfungsi sebagai rem darurat yang ditarik saat pasar sedang anjlok tajam. Ini penting untuk mencegah efek domino berupa penjualan panik yang berpotensi memperburuk situasi pasar.

 

 

Efek Psikologis dan Teknis di Balik Kebijakan Ini

Efek psikologis dari trading halt sangat signifikan. Dalam kondisi anjlok drastis seperti yang terjadi pada Selasa pagi, banyak investor ritel cenderung terdorong panik. Kebijakan trading halt memberikan waktu bagi pelaku pasar untuk mencerna informasi secara lebih rasional.

Trending :  Trading Futures Tanpa Ribet, Transfer USDT Kini Bisa Langsung dari Pintu!

Secara teknis, kebijakan ini juga mencegah overload sistem akibat transaksi ekstrem dalam waktu singkat. Melansir OCBC, trading halt juga bisa terjadi “saat bursa berada pada posisi kurang yakin apakah sekuritas tersebut memenuhi standar pasar atau tidak”.

 

Dampak Trading Halt terhadap IHSG Saat Ini

Setelah diberlakukan trading halt selama 30 menit, IHSG mulai menunjukkan tanda-tanda pemulihan meskipun masih berada dalam zona koreksi. Mengutip Metrotvnews.com pada Selasa, 8 April 2025 pukul 09.48 WIB, IHSG tercatat membaik ke level 5.983,74 atau turun 526,87 poin setara 8,09 persen.

Kondisi pasar juga sedikit membaik dengan jumlah saham melemah sebanyak 597 emiten, 15 saham menguat, dan 46 saham stagnan. Volume transaksi mengalami peningkatan drastis menjadi Rp6,26 triliun dengan total saham diperdagangkan mencapai 7,15 miliar saham.

Trending :  Broker Forex Resmi di Indonesia Deposit Rendah Tahun 2022

Hal ini menunjukkan bahwa meskipun pasar masih terkoreksi dalam, trading halt memberikan efek stabilisasi sementara yang cukup efektif. Investor memiliki waktu jeda untuk merespons situasi tanpa tekanan ekstrem, dan sistem perdagangan dapat kembali berjalan lebih terkendali setelah jeda teknis tersebut.

Trading halt memang bukan solusi permanen, namun berfungsi sebagai proteksi jangka pendek yang efektif. Dalam kasus pekan ini, kebijakan ini menjadi benteng awal untuk menstabilkan IHSG yang sedang terpuruk. BEI tak hanya bereaksi, tetapi juga melakukan reformasi regulasi agar pasar lebih adaptif terhadap gejolak.

Langkah ini patut diapresiasi sebagai bentuk perlindungan terhadap investor dan integritas pasar. Meski mengganggu ritme perdagangan, trading halt memberikan ruang untuk reorientasi — baik bagi pelaku pasar maupun regulator.

Source link