
MUHAMMADIYAH.OR.ID, YOGYAKARTA – Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah menggelar acara silaturahmi Idulfitri 1446 H yang dihadiri oleh seluruh jajaran pimpinan, majelis, lembaga, amal usaha, serta organisasi otonom (Ortom) yang berkantor di Yogyakarta.
Ketua Umum PP Muhammadiyah, Haedar Nashir, mengajak seluruh keluarga besar Muhammadiyah untuk menjadikan bulan Syawal sebagai bulan pembaruan semangat dan amal.
“Kami atas nama PP Muhammadiyah menyampaikan mohon maaf lahir dan batin. Mudah-mudahan seluruh puasa kita di bulan Ramadan dan Idulfitri diterima oleh Allah SWT,” ujarnya pada Sabtu (12/4).
Haedar menekankan pentingnya menjadikan Syawal sebagai bulan yag memancarkan energi baru bagi gerakan dakwah dan sosial Muhammadiyah-’Aisyiyah. Menurutnya, tradisi Syawalan tidak hanya sebatas pertemuan seremonial, tetapi memiliki dimensi spiritual yang mendalam.
“Silaturahmi ini terkait dengan ibadah kita yang memerlukan penghayatan makna yang lebih mendalam sekaligus transformasi nilai dari ibadah itu, sehingga berfungsi untuk menggerakkan energi yang baru,” jelasnya.
Ia juga menyoroti pentingnya silaturahmi sebagai bagian dari ajaran Islam yang dapat memperkuat jaringan persaudaraan, baik di level keluarga, persyarikatan, hingga kebangsaan.
“Menghubungkan persaudaraan bukan hanya menghubungkan yang sudah berjalan, tapi juga yang terputus,” ungkap Haedar. Ia menambahkan bahwa dalam dinamika organisasi yang penuh perbedaan pendapat, silaturahmi menjadi sarana yang penting untuk menumbuhkan saling memaafkan dan menjaga keutuhan gerakan.
Sementara Sayuti Sekretaris PP Muhammadiyah menuturkan bahwa Silaturahmi kali ini sengaja dikemas secara sederhana. Ia menyebut kesederhanaan tersebut bukan karena alasan efisiensi, melainkan demi menciptakan suasana intim dan bermakna.
“Halal bi halal tahun ini kita buat sederhana bukan karena efisiensi, tapi karena kita ingin melihat intimasi kedekatan yang bermakna lebih,” kata Sayuti.
Sayuti menekankan bahwa kegiatan ini penting sebagai titik awal untuk memperbarui energi dalam melaksanakan tugas-tugas organisasi yang kian kompleks.
“Kita banyak berinteraksi dengan berbagai pihak baik internal maupun eksternal. Muhammadiyah sudah menjadi organisasi global, kerja keras adalah kunci kenapa kita bisa terus maju,” imbuhnya.
Silaturahmi ini bukan sekadar rutinitas tahunan, melainkan menjadi bagian dari pembentukan karakter organisasi yang kokoh dan adaptif terhadap perkembangan zaman. Kehangatan silaturahmi dan pesan-pesan spiritual yang disampaikan menjadi penyegar sekaligus penguat langkah Muhammadiyah di masa depan.
Dengan meningkatnya kepercayaan publik terhadap Muhammadiyah, seluruh jajaran diharapkan terus menjaga sinergi, profesionalitas, dan semangat kolektif demi tercapainya visi muktamar: menjadi gerakan Islam yang unggul, modern, dan berkemajuan. (ain)